Selamat datang di Kawasan Penyair Sulawesi Tenggara Terima kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 27 Februari 2008

Abd. Razak Abadi


Abd. Razak Abadi lahir, dibesarkan, dan tinggal di Kendari. Penulis, aktor, dan sutradara teater & film di yastam Kendari.








Lelaki Berdiri Goyang


lelaki berdiri goyang
berguru kepada moyang
lepas tongkat dengan loyang
hindari lobang
untuk sepotong gelang

Yk, 07072007


Lelaki Berdiri Kayang


lelaki berdiri kayang
berburu layanglayang
belikat bulat keranjang
kaki tirus lutut julang
mati dengan benang

Yk, 2007


Tiga Belas Mata Air Lelaki


ubun
mata
hidung
mulut
telinga
pusar
zakar
dubur
lima cari di kubur

yk, 2007


Percaya Pada Siapa

percaya pada siapa
duapuluhdelapantahun
jariku duapuluh
kini duapuluhsatu
siapa pada percaya?
enambelas tahun
rambut kelaminku tumbuh
kini seluruh tubuh
pada siapa percaya?
satu tahun
mulutku berkata itu
kini tetap satu
percaya pada siapa?

yk, 2007


Nisan Dalam Kubur

dekap kafan dengan papan
satu kancing seribu cacing
pahala dosa moksa
hibur nisan dalam kubur

kdi-desember 2007


Wasiat

jemput aku di pulau ini
dengan secarik kertas dan pena
tujuh senapan membidik tubuhku
besok

kdi-januari 2008


warisan

besok
aku hanya bisa memberimu
tujuh selongsong peluru

kdi-januari 2008

Denganmu Akhirnya

di meja makan
senyum datar
tujuh tusuk gigi
tikam leherku
saat pelukmu

jkt-2007


Sebuah Sajak Untukmu

kukirim tadi siang
saat hujan panas
air teko tidak cukup
dan sekantong bunga
untuk pusaramu

kdi-januari 2008


Anti Nyamuk

mari bersulang
untuk sebuah lubang di langit

kdi, 2008


Menulis Tubuh

dengan metafora
kita di sini
menulis tubuh yang tak selesai
lima detik bibirmu melenguh
pecahkan gelas yang kita pakai
minum bersama dalam selimut

Kdi-Valentine day, 2008


Memori Dompet

ada jeda
saat sehelai alismu
masih dalam dompetku
napasmu berpuak kecut
banal dari selangkangan

Kdi-Valentine day, 2008

Minggu, 10 Februari 2008

GALIH - Kendari -

GALIH lahir di Kendari tahun 1978. Bergabung dengan Teater Sendiri Kendari tahun 1999 dan pentas teater di beragai kota antara lain Festival Teater Alternatif-GKJ Award, 2003. Ia pernah pula berguru di Bengkel Teater Rendra dan bermain dalam lakon Sobrat. Sajaknya dimuat pada antologi Sendiri [Teater Sendiri]. Cerpennya dimuat di Majalah Horison dan Majalah Gong Yogyakarta. Kini sementara dalam perjalanan spiritual-kultural ke berbagai kota di Indonesia.


Setelah Adzan dan Tadarrsus


setelah adzan dan tadarrus
ibulah itu yang sedang termangu
menghentikan seketika dari kelebat rindu. [?]
suara angin lembut
adalah langkah ibu perlahan
menyebarkan bau gaharu dari hutan
juga ketukan kapak merdu
di ubun-ubunku yang beku.
gunung agung telah aku khianati
tempat pertapa berkawin sunyi
adalah puting susumu ibu
yang pernah kujangkau
dengan lidahku yang suci.
bila adzan gema di surau
ibulah itu yang sedang igau
sebab aku adalah anakmu
pertapa di puting susumu
telah diceraikan usia.
bulan terbit lalu cair di kali
mengalir mengarungi sungai resah dan kegelisahan
yang kemudian telah dan menjelma telaga.
juga ibulah itu yang sedang termangu
menghentikanku seketika dari kelebat rindu.

Kendari, Maret 2006


Hari Berkelebat Pelan

hari berkelebat pelan
siang yang kuncup mekar lalu kuncuplah malam
di langit berkedip bintang kejap sekejap
seperti kapak di jantungku
yang tak ingin rebahkan duka.
hari berkelebat pelan
menjamu kail dan nganga luka yang terjaga
oi! betapa sedapnya saling menggigit
dalam selimut kabut
yang dikoyak pinggul luka.

Kendari, April 2006


Mekar Kuncup

ada sayap mata yang berkedip di bintang-bintang
yang akan mengekalkan
perjumpaan yang singkat.
ada bintang-bintang yang berkedip di sayap mata
yang menggagalkan dalam sekejap
perjumpaan yang panjang.
antara bintang-bintang dan sayap mata yang berkedip
ada juga bibir bayi yang mesra
mekar dan kuncup tiada takut
di puting susu ibunya.
Kendari, April 2006

Menggila
menggila begini
bunga di kata belukar juga
raga ini sengsara saja maunya.
dan hatiku berkata:
hampirilah harimau
temuilah buaya
dan engkau pun akan tersenyum
bahkan minum anggur di mulut naga.

Kendari, Maret 2006


Misteri

karena pohon hanya termangu
seekor anjing datang, mendengkur
dan merangkul mimpi yang rasa khuldi
bagai suara di dada istri
serupa itulah cinta, pusaka adam dari ilahi.
karena pohon jatuhkan buah
seekor anjing yang mendengkur, seketika
terkejut bangun dan berlari tinggalkan mimpi
bagai suami yang cerai dari istri
dan cinta pun jadi misteri.

Kendari, Mei 2006

Ahid Hidayat






Ahid Hidayat lahir di Majalengka, 30 Agustus 1967. Menulis puisi dan cerpen, di samping menerjemahkan cerpen dan menulis artikel. Sejumlah tulisannya pernah dimuat di beberapa media massa (Harian Fajar, Majalah Sastra Horison, Harian Media Indonesia, Harian Pikiran Rakyat, Harian Republika). Tinggal di Kendari, Sulawesi Tenggara.


Bintang


malam menawarkan berjuta bintang
di kancah langit meluas pandang
cakrawala mendekap bumi tidur lelap
semesta menyapa begitu ramah
gelandangan dan jelata tanpa rumah
siang menampakkan sebuah bintang
di pundak bajumu, cuma satu, tanpa cerlang
engkau tegak berjalan, membusung dada
memandang tajam ke depan, tiada sapa hangat
bagi pesuruh yang mengangguk hormat
dan tergesa membuka pintu buat kau lewat

Monolog Rama

(ketika malam dipirig rerintik hujan)
Istriku,
katakan kepada mereka, manusia
aku berperang di medan laga
sama sekali bukan kerna gengsi
akan kesucianmu aku tak sangsi
(petir menggelegar, tiba-tiba)
Istriku,
bahkan cinta pun harus bersujud
pada singgasana
(gerimis itu menjadi hening)


Surat Kemarau 1


kita memerah airmata kemarau
yang kian mengental, menggumpal
ladang waktu kita olah berdua
menanam bunga menanam cinta
“di mana gerangan benih?”
katamu
kekasih,
di tebing nurani kita
benih berakar bertunas


Surat Kemarau 2


kita menebar beragam benih
bermacam bunga, butiran cinta yang putih
tapi dengan apakah ladang waktu disiram
sedang airmata tinggal setetes dipendam
“betapa gersang leladang,”
katamu
moga-moga, kekasih
malam ini gerimis merintik
terbawa angin kemarau


Leladang Kerontang

kita terus mengolah ladang kerontang dari pagi
hingga petang bekerja tak henti-henti
meski terik matahari mendera jiwa dan raga
memanggang semaian kenang
kita terus menabur butiran harap
pada galur demi galur dan menyiram tunas-tunas
kehidupan dengan tetes demi tetes airmata
tetes-tetes darah putih darah merah
kita pun menunggu waktu dalam terpaan derita
sampai masa panen tiba
seperti bebongkah tanah yang kian kering meretak
kita semakin keriput dan pucat menjelma mayat
lewat bulan demi bulan sampai rambut penuh uban
sampai asing haus lapar, kita lemas terperangah
sebab hanya alang-alang
menutup hamparan leladang


Di Selat Cempedak

di selat cempedak
laut bergolak
kesiur angin timur yang kalut
bersekutu dengan kabut
mengirim bebayang maut
gemuruh bising mesin kapal
adalah derap kaki penjagal
memberi kabar kunjungan ajal
di selat cempedak
maut menetak

Dalam Perih
sepenggal duka
dari harmonika
sehampar garang
dari puncak siang
memerangkap sukma
dalam perih-luka
mahasempurna

april 2007


Di Luar Dekap

di emper kedai
seorang anak lelap
ketika malam lunglai
di luar dekap
bantal kumal kelabu
mengantarkan mimpi
lezat sepotong rindu
yang ingin sekali kubeli

april 2007


Akulah Ikan

akulah ikan, sial dan bodoh
terjebak dimakan umpan
akulah ikan, tergopoh
diperdaya sedap santapan
dan sepanjang garang hari
kau tarik-ulur tali pancing
dan di karang-karang mati
aku terbentur terbanting-banting

april 2007


Tanpa Kata

adalah kata
tali pengikat paling menjerat
karena kata
kujunjung kau sebagai sahabat
kupancung kau bedebah khianat
dengan kata
dua gugus cinta menyatu rapat
dua lempeng benci berkarat
tanpa kata
aku dikubur sunyi liang lahat

Sabtu, 02 Februari 2008

Photo - Photo Kegiatan

Acara Kongres KSI 1 di Kudus 19 - 21 januari 2008



Pementasan Teater Anawulaa Manggaa (TAM) sutradara Abd.Razak Abadi, Kendari



Pelatihan Teater Anak Sendiri (TAS) oleh Achmad Zain



Pelatihan musikalisasi puisi di Buton Kantor Bahasa Prov.Sultra. Pemberi materi
Syaifuddin Gani


Pelatihan musikalisasi puisi di Buton Kantor Bahasa Prov.Sultra. Pemberi materi
Syaifuddin Gani



Keluarga Besar Teater Sendiri - Kendari



Hamsat Rangkuti memberi materi menulis cerpen pada siswa Kendari,Kantor Bahasa Prov. Sulawesi Tenggara



Asia Ramli Prapanca memberikan materi menulis puisi & teater pada siswa SMA Negeri 1 Kolaka,2006



Anggota Teater 72 SMA Negeri 1 Kolaka menerima materi puisi dari Syaifuddin Gani